orang Indonesia yang gemar melancong ke luar negeri mungkin lebih kenal Singapura atau Eropa daripada daerah dan budaya negeri sendiri. Penelitian Departemen Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2008 mengungkapkan bahwa mereka yang bepergian ke mancanegara rata-rata baru pernah mengunjungi tiga dari 34 provinsi di Tanah Air.
Selain wisatawan asing, turis lokal sebetulnya dapat menjadi pasar pariwisata. Persoalannya adalah bahwa faktor yang menarik bagi mereka untuk berwisata di negeri sendiri sangat lemah. Objek wisata di luar Bali, misalnya rata-rata kurang terawat karena keterbatasan dana. Untuk menjangkau lokasinya pun, kita tidak mudah karena sarana transportasi terbatas. Berbagai retribusi memberatkan pengusaha wisata untuk meningkatkan mutu pelayanan. Dukungan pemerintah daerah pada usaha kepariwisataan pun masih kurang.
Pada tahun 2004, melalui 13 pintu keberangkatan, tercacat 2,2 juta orang Indonesia yang berkunjung ke negeri asing. Empat tahun kemudian melonjak menjadi 3,9 juta. Hingga April 2009, sudah 3,7 juta orang melancong ke negara lain.
Menurut Sekjen Asosiasi Biro Perjalanan dan Wisata (ASITA), objek wisata di negeri orang menjanjikan atraksi menarik pada saat pergantian tahun. Bulan Juni dan Juli, masa Iibur sekolah, juga waktu favorit warga Indonesia untuk berlibur ke luar negeri. Kelompok pelancong ke luar negeri terbesar ini adalah penduduk berumur 25 hingga 34 tahun, kelompok yang berada di puncak produktivitas. Mereka pada umumnya berupa pasangan muda, pengantin baru, keluarga dengan ana8 usia di bawah lima tahun, dan dari kelas ekonomi menengah ke atas. Beban finansial yang belum begitu berat memungkinkan mereka dapat menyisihkan biaya berlibur.
1.Topik yang tepat untuk bacaan tersebut adalah ..